Selasa, 14 Mei 2013

Selamat Jalan Ibu



Suatu petang ketika orang-orang sedang sibuk berebut waktu untuk segera pulang ke rumah masing-masing setelah melakukan rutinitas pekerjaannya, di sebuah halte busway terlihat seorang bapak dengan 3 anaknya yang masih kecil-kecil. Mereka sedang menunggu datangnya busway yang sebentar lagi akan membawa mereka pulang.
Ketiga anak itu berusia sekitar 8, 5 dan 3 tahun. Anak terkecil bagaikan seorang putri, ia begitu cantik dalam dekapan sang bapak. Sedangkan kedua anak lainya yang putra sedang asyik bermain-main kesana kemari. Itu lah ciri anak seantero dunia.
Tibalah saatnya busway yang ditunggu datang. Para penumpang pun seperti robot yang diperintahkan sama bergegas menuju pintu masuk busway, termasuk sang bapak dan ketiga anaknya. Kemudian keluarga itu dapat duduk di kursi busway yang disusun seperti kereta api listril (KRL). Lalu kedua anak laki-lakinya beranjak dari kursinya dan bermain petak umpet di sela-sela tubuh orang dewasa yang sebagian besar mengisi ruang busway itu. Mereka bermain sambil berteriak girang.
Terlihat beberapa penumpang yang wajahnya menjadi begitu muram. Mereka merasa tidak nyaman dengan kegaduhan itu. Hingga akhirnya ada seorang penumpang pria yang ketus menyatakan protesnya ke sang bapak, “pak, tolong anaknya di atur ya, di sini kan penumpang juga ingin tenang, sudah capek kerja eh pulang kok masih aja ada yang ganggu!!”.  Lalu sang bapak sambil menggendong putrinya pun menjawabnya dengan senyum, “maaf ya mas? ibu mereka baru saja meninggal sore ini di rumah sakit, dan saya belum mengatakan hal ini ke mereka. Nanti begitu sampai rumah saya akan mengatakannya, biarlah mereka merasakan kegembiraan yang menjadi hak mereka, karena saya merasa mereka akan banyak kehilangan kegembiraan setelah tahu bahwa ibu yang biasa mengasuh mereka dan menyayangi mereka setiap saat sudah tidak bersama mereka lagi selamanya, mas tidak keberatan kah kalau mereka bermain sebentar saja di bus ini?”.
Mendengar apa yang dibicarakan sang bapak, sebagian penumpang yang mendengarnya lalu terdiam dan merenung, termasuk sang pria yang baru saja memperotes sang bapak dengan ketus. Tiba-tiba mereka teringat akan kasih sayang dan kesalahan-kesalahan yang pernah mereka perbuat kepada ibunya.
Diam-diam di antara mereka ada yang menggambil handphone di saku celananya, lalu jari jempolnya membuat baris kalimat “ibu apa kabar? besok pagi saya mau pulang menjenguk ibu. Maafkan segala salah saya ibu”.
Kemudian dia mengirimkan sms itu ke nomor ibunya, dan berharap ia masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan ibunya besok.
Selamat hari ibu untuk para wanita di seluruh dunia dan khususnya untuk ibuku tercita. maafkan segala kesalahan anakmu yang masih saja merepotkanmu diusiaku yang sudah dewasa ini